Jumat, 30 September 2016

SEJARAH FILSAFAT BARAT



           SEJARAH FILSAFAT BARAT

       A. PENDAHULUAN
            Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno. Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup dilembah sungai Nil dan sungai Eufrat, telah mengenal alat pengukur berat, table bilangan berpangkat, table perkalian dengan menggunakan sepuluh jari. piramida yang merupakan salah salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyatapembuatannya menerapkan geometri dan matematika, menunjukkan cara berpikirnya yang tinggi. Selain itu mereka pun sudah dapt mengadakan kegiatan pengamatan benda-benda langit, baik bintang, bulan, matahari sehingga dapat meramalkan gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai adalah ilmu astronomi. Sehingga filsafat termasuk ilmi pengetahuan yang paling luas cakupannya, karena itu titik tolak untuk memahami dan mengerti filsafat adalah meninjau dari segi etimologis. Tinjauan secara etimologis adalah membahas sesuatu istilah atau kata dari segi asal usul kata itu. Membahas tentang sejarah filsafat tidaklah kita lupa dengan para tokoh filusuf seperti; Plato, Aristoteles, Karl Max, dan filusuf-filusuf islam seperti; Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Kindi, Al-Ghazali.
            Setiap sesuatu hal atau ilmu pasti tidak lepas dari suatu sejarah terbentuknya ilmu tersebut. Maka sejarah filsafat barat terdiri dari beberapa periode yaitu periode klasik, pertengahan, modern, dan kontemporer.

B.  RUMUSAN MASALAH
1. Periode Klasik
2. Periode Pertengahan
3. Periode Modern
4. Periode Kontemporer


 PEMBAHASAN
  
Filsafat dibagi menjadi 4 pembahasan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern. Berikut pembahasan tentang filsafat-filsafat tersebut:

1.     Periode Klasik
          Masa Yunani, yunani merukan kota yang terletak di Asia Kecil. Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur pernigaan di Laut Merah. Keahlian mereka hidup di alam bebas sebagai nelayan yang mewarnai kepercayaan yang dianutnya, yaitu berdasarkan kekuatan lain, sehingga beranggapan bahwa hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan manusia. Kepercayaan yang bersifat formalitas tidak memberikan kebebasan pada manusia.
            Pada abad ke-6 SM, bermunculan para pemikir yang kepercayaannya bersifat raisonal menimbulkan pergeseran . Tuhan tidak lagi terpisah dengan manusia. Sistem kepercayaan yang formalitas berubah menjadi sistem kepercayaan yang bersifat rasional. Dalam sistem kepercayaan yang bersifat formalitas ini, manusia bersifat  tradisionalisme. Sedangkan dalam kepercayaan rasional ini memungkinkan manusia mengembangkan potensi dan budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikirannya untuk menghadapi dan memecahkan berbagai misteri kehidupan atau alam dengan akal pikiran. Ahli piker pertama kali yang muncul adalah Thales (545-625 SM) yang berhasil mengembangkan geometri dan matematika. Liokippos dan Demokritos mengembangkan teori materi, Hipocrates mengembangkan ilmu kedokteran, Euuclid mengembangkan geometri deduktif, Socrates mengembangkan teori tentang moral, Plato mengembangkan teori tentang ide, Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang atau ilmu biologi. Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran atau logika formal yang sampai sekarang di kenal.

Para ahli pikir Yunani Kuno mencoba membuat asal mula alam, walaupun sebelumnya sudah ada tentang konsep tersebut. Akan tetapi konsepnya bersifat mitos yaitu mitekosgonis dan mitekosmologi, sehingga konsep mereka sebagai mencari asal mula alam semesta dan mereka disebutnya sebagai filosof alam. Oleh karena arah pemikiran filsafatnya pada alam semesta maka corak pemikirannya: kosmosentris. Sedangkan para ahli pikir seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles yang hidup pada masa Yunani Klasik Karena arah pemikirannya pada manusia maka corak pemikiran filsafatnya: antroposentris. Hal ini disebabkan, arah pemikiran para ahli pikir Yunani Klasik tersebut memasukkan manusia sebagai subjek yang harus bertanggung jawab terhadap segala tindakkannnya.


2.Periode Pertengahan
            Masa ini diawali denagan lahirnya filsafat Eropa. sebagaimana halnya dengan filsafat yunani dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat  atau pemikiran pada abad pertengahanpun di pengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinnya, pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan oleg dogma agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.
            Baru pada abad ke-6 M, setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung, maka didirikanlah sekolah-sekolah yang member pelajaran: gramatika, dialektika, geometrei, aritmatika, astronomi dan musik. Keadaan yang demikian akan mendorong perkembangan pemikiran filsafat abad ke-13 yang ditandai universitas-universitas dan ordo-ordo.  Dalam ordo-ordo inilah mereka mengabdikan dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama, seperti Anselmus (1033-1109), Abaeldarus (1079-1143), dan Thomas Aquinas (1225-1274).
            Di kalangan ahli pikir islam muncul ; al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail dan Ibnu Rusyd. Periode Skolastik Islam ini berlangsung tahun 850-1200 M. Pada masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Akan tetapi setelah jatuhnya kejayaan Islam di Granada Spanyol pada tahun 1492 mulailah kekuasaan politik barat menjarah ke Timur. Suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang filsafat. Di sini mereka merupakan mata rantai yang mentransfer filsafat Yunani, sebagaimana yang dilakukan oleh sarjana-sarjana Islam di Timur terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran Islam sendiri. Para filosof Islam sendiri sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles adalah benar, Plato dan Al-Qur’an adalah benar, mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Kemudian pikiran-pikiran ini masuk Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar, yang besar pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan alam. Peralihan dari abad pertengahan kea bad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan, yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme, yang berlangsungnya pada abad 15-16 M. Munculnya Renaissance dan Humanisme inilah yang mengawali masa abad modern.

3. Periode Modern
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern.Pada masa ini rasionalisme semakin kuat.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti.Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance.Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern.Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani.Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik.Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan.Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat.Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643).[1] Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang berkembang pada masa itu, diantaranya yaitu:
a.       Idealisme
b.      Materialisme
c.       Dualisme
d.      Empirisme
e.       Rasionalisme
f.       Fenomenalisme
g.      Intusionalisme

4. Periode Kontemporer
Masa atau filsafat Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2009, ya inilah zaman kontemporer kita.Tetapi istilah filsafat kontemporer baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme, Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern” merupakan akibat logis dari zaman kontemporer.Posmodernisme menyaratkan kebebasan, dan tidak selalu harus simetris.Contohnya seni bangunan posmodern tidak terlalu mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan sesuka hati yang membangun atau yang sesuai request. Kembali lagi kepada pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya dengan itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal original.
bebas, berbicara tentang filsafat kematian, filsafat waktu, filsafat orang gila, filsafat komputer, filsafat game online, dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk dipikirkan dan diperbincangkan.Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut sebagai kontemporer.
Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi solusi.Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan diambil dan yang dianggap baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu solusi bisa menjadi sangat baik, dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa dianggap kuno dan terbilang idiot.
Berbicara tentang saat demi saat, inilah letak kontemporernya.Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai zaman.Berpikir sesuai zaman tanpa kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal.Memiliki kepribadian dan cara berpikir yang unik merupakan hal yang dibanggakan dalam filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat kontemporer merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.

KESIMPULAN
Dengan berkembangnya pola pikir manusia, maka berkembang pula tentang pemikiran dan pembahasan di dalam filsafat.Filsafat dibagi menjadi 4 bahasan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer.Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.




DAFTAR PUSTAKA

Muzairi,Filsafat Umum, Yogyakarta : Teras, 2009.
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, Jakarta : Raja Grafindo Perkasa, 1995.
Amsal, Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004.
Muhammad Nur, Filsafat Ilmu, Fakultas Syariah dan Hukum Press UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.
Asy’ri, H. M dkk, Filsafat, Yogyakarta, RSFI, 1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makna Tahlilan

  PROSESI DAN MAKNA TAHLILAN DI DESA KLORON PLERET BANTUL SETIONO    A.    Latar Belakang Tahlilan sangat erat sekali kaitannya de...