Jumat, 30 September 2016

PEMBAHASAN LOGIKA


LOGIKA
    
         A. Latar Belakang

Secara fundamental, bahwa manausia mempunyai banyak kebutuhan dan keinginan. Ada kebutuhan material, biologis, hewani, dan rasional. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dituntun oleh kodratnya. Tetapi hal yang berbeda dari semua makhluk di dunia ini adalah inteleknya atau akal budinya. Realitas intelek merupakan hal yang sangat penting dan menentukan. Dengan rasionalitas dapat membantah dengan seketika tentang hipotesis bahwa alam semesta terjadi dengan sendirinya.[1]
Antara manusia dan hewan yang membedakan adalah inteleknya. Manusia adalah insan yang utama  karena berkat inteleknya dan rohaninya. Manusia dapat menghargai kebaikan realitas-realitas, bahakan mau menyerahkan diri terhadap realitas-realitas yang memang sudah sepantasnya untuk dicintai sebagai tujuan, contohnya Tuhan dan manusia.[2] Maka kita tahu bahwa mempelajari logika adalah penting, karena dengan logika kita dapat berfikir rasional, lurus dan  tepat untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Logika dapat mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan berani, serta sikap yang dibutuhkan dalam situasi dan kondisi.
karena yang dipelajari dalam ilmu logika hanyalah berupa aturan-aturan berfikir benar, maka tidak otomatis seseorang yang belajar logika akan menjadi orang yang selalu benar dalam berfikir.  itu semua tergantung seperti apa dia menerapkan aturan-aturan berfikir itu. Disiplin tidak dalam menggunakan aturan-aturan itu sering berlatih dan tentu saja punya tekad untuk tetap berada dalam kebenaran.
Dalam mempelajri ilmu logika Secara tidak sadar kita akan memperoleh beberapa faedahnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya, akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan.

A. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah. Beberapa rumusan masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Apa saja  Faedah Logika?
2.    Bagaimana peran logika dalam pembentukan bangsa di Indonesia?

B.  Tujuan Penulisan
Setiap hal yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki tujuan. Bertumpu pada rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut di antaranya adalah:
1.    Menjelaskan lebih jauh, tentang faedah –faedah dalam mempelajari ilmu logika ini.
2.    Memberikan pencerahan kepada kita semua tentang bagaiman berpikir kritis secara logis.

C.  Manfaat Penulisan
Berawal dari suatu keinginan kuat, penulis sadar bahwa semua yang ada di permukaan bumi ini baik yang kecil maupun besar, yang tua maupun muda serta yang lainnya sudah pasti memiliki daya guna atau manfaat bagi manusia khususnya, sedikit maupun banyak.
penulisan karya tulis ilmiah ini juga mempunyai manfaat. Manfaat itu antara lain:
1.    Sebagai pemahaman baru dalam memahami ilmu logika
2.    Sebagai sarana pembelajaran kepada kita, sehingga kita bisa menyikapi permasalahan secara kritis dan bijak.
3.    Sebagai bahan pertimbangan penulisan selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Faedah logika
Dapat kita ketahui bawa logika merupakan pengetahuan yang sistematis yang mempersoalkan proses-proses yang mengatur cara berpikir, hasil-hasil berpikir dan memberi aturan-aturan yang mesti diikuti supaya pemikiran itu valid. Logika sebagai  suatu studi ilmiah hanyalah untuk memberikan prinsip – prinsip dan hukum- hukum berfikir yang benar. Sebab banyak orang – orang yang yang belum paham tentang logika tetapi merasa dirinya mampu untuk berdebat secara logis. Sedangkan banyak orang yang mempelajari logika justru mereka merasa bosan dan jemu tentang analisa - analisa didalamnya. Sedangkan dalam pandangan lain seseorang juga bisa berdebat dengan benar tanpa mereka mempelajari logika, sedangkan sebaliknya mereka yang mempelajari logika pun masih dapat membuat kesalahan. Dalam ilmu logika kita dituntut untuk berusaha berfikir secara benar, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman berbagai fenomena-fenomena permasalahan. Logika juga sebagai ilmu yang mempelajari metode dan hukum – hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan penalaran yang salah.[3]
Adapun dalam mempelajari ilmu logika sendiri mempunyai beberapa fedah yaitu:
Ø  Logika menyatakan, menjelaskan dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan.
Ø  Pelajaran logika menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual
Ø  Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu yang kita peroleh berdasarkan penguasaan
Manfaat ilmu logika:
a)    membuat daya fikir akal tidak saja menjadi lebih tajam tetapi juga lebih menjadi berkembang melalui latihan-latihan berfikir dan menganalisis serta mengungkap permasalahan secara ilmiah
b)   membuat seseorang menjadi mampu meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mengerjakan sesuatu pada waktunya.
c)    membuat seseorang mampu membedakan, ini merupakan manfaat yang paling asasi ilmu logika antara pikir yang benar dan oleh karenanya akan menghasilkan kesimpulan yang benar dan urut pikir yang salah yang dengan sendirinya akan menampilkan kesimpulan yang salah, Untuk  membedakan penalaran yang betul dan penalaran yang salah.[4]
Ada manfaat lain dalam mempelajari logika, antara lain:
ü  Menjaga kita supaya selalu berfikir benar.
ü  Efektif dalam berfikir ataupun berargumentasi.
ü  Berfikir sistematis sesuai aturan-aturan berfikir benar.
ü   Sebagai ilmu dan  alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.

Belajar logika berarti kita belajar berpikir atau bernalar yang merupakan kegiatan akal manusia yang mana pengetahuan yang kita terima melalui panca indra diolah dan ditunjukkan untuk mencapai suatu kebenaran. Dengan berpikir kita belajar menilai sesuatu sehingga dapat disimpulkan manfaat belajar logika adalah kita memanifestasikan pikiran sehingga mampu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, menunjukkan alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menggolong-nggolongkan, membanding-bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, membahas secara realitas, dan lain-lain.[5]
 Logika dapat diartikan sebagai ilmu tentang kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia ke arah berfikir secara benar yang menghasilkan kesimpulan yang benar sehingga ia terhindar dari berfikir secara keliru yang menghasilkan kseimpulan salah, atau sederhananya, ilmu ini bisa disebut pula sebagai studi sistematik tentang struktur proposisi dan syarat-syarat umum mengenai penalaran yang shahih dengan menggunakan metode yang mengesampingkan isi atau bahan proposisi dan hanya membahas bentuk logisnya saja.
Manfaat yang paling asasi mempelajari ilmu logika adalah untuk membuat seseorang mampu membedakan antara berpikir yang benar dan oleh karenanya akan menghasilkan kesimpulan yang benar dan terhindar dari kesimpulan yang salah. Sebab logika merupakan bentuk  kegiatan akal / rasio manusia dengan mana pengetahuan yang kita terima melalui panca indra diolah dan ditunjukkan untuk mencapai sebuah kebenaran. Ilmu logika menolong dan mendidik, membangun diri kita sendiri: dengan berpikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita untuk berpikir untuk hidup sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.
 Dengan pemikiran yang benar memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara berfikir salah tidak mudah melihat persoalan - persoalan, apalagi melihat pemecahnya. Dalam logika kita dilatih melihat dulu apa yang menjadi persoalan, dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya.
Logika merupakan latihan untuk berpikir sendiri, hingga kita  tidak hanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam berita-berita yang beredar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, “berdiri-sendiri”, dengan cita-cita mencari kebenaran.  Sebab mempelajari logika memberikan dasar-dasar pemikiran baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya.
Berfikir logika ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan berfikir serius diperlukan oleh orang biasa, penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangu dunia. Kemampuan berfikir serius itu, mendalam adalah salah satu cirinya, tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar logika merupakan bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang terdalam. Berfikir benar pada dasarnya adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan.[6]
Kemampuan berlogika naturalis pada tiap-tiap arang berbeda-beda tergantung dari tingkatan pengetahuanya. Kata ketahui, bahwa ahli pidato, politikus, dan mereka yang terbiasa bertukar pikiran dapat mengutarakan jalan pemikiran dengan logis, meskipun barangkali mereka belum pernah membuka buku logika sekalipun. Tetapi dalam menghadapi masalah yang rumit dan dalam berpikir, manusia banyak dipengaruhi oleh kecenderungan pribadi disampig bahwa pengetahuan manusia terbatas mengakibatkan tidak mungkin terhindar dari kesalahan.[7]
Logika sama seperti belajar ilimu-ilmu Islam lainya, mempunyai fungsi tentang dua hal, yaitu:
1)      Cara membuat definisi yang tepat dari konsep
2)      Bagaiman membangun sebuah bukti pendapat atau argumen, dan mendeteksi kekurangan dalam argumen yang salah.

Tidak ada yang misterius tentang ilmu. Dengan demikian logika tidak diragukan lagi jika diperlukan dalam semua ilmu, terutama dalam ilmu kalam. Dalam Kalaam, bukti terkuat adalah sangatlah penting, sehingga pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip logis diperlukan untuk menilai kekuatan bukti. Beberapa orang berpikir bahwa aristoteles menciptakan ilmu logika dan karena yang menggunakanya adalah pengikut-Nya. ini omong kosong, karena manusia telah menggunakan logika dalam segala usia atau setidaknya selama mereka telah berdebat, karena mereka harus mampu mendeteksi kekurangan dalam argumen dan mendefinisikan konsep-konsep dengan benar. Semua yang dilakukan aristoteles adalah mengkodifikasi prinsip-prinsip logika sehingga dapat dipelajari secara sistematis.

2.      Faedah Logika Di Indonesia
Sebagain kaum intelektual sangat menyadari kebutuhan mendesak akan meratanya kesanggupan berpikir tertib dan kritis seperti yang  diajarkan dalam logika sebagai slah satu syarat mutlak terwujudnya Indonesia modern. Studi dan penguasaan logika dipandang sebagai sokoguru pedidikan intelektual, yang merupakan hal asasi yang dari pendidikan manusia seutuhnya. Tetapi ada sebagian yang menolak logika, yang secara historis tidak berasal dari bumu nusantara meski ditinjau secara objectif maupun secara antropologis mempunyai nilai universal hakiki dan penting bagi manusia Indonesia. Mereka menolak dengan alasan karena logika dipandang tidak sesuai, bahkan merusak rasa ketimuran. Analisis pemikiran yang kritis dan tajam dianggap tidak sejalan. Perlu disadari bahwa logika lebih merupakan achievement, pencapain dari pada warisan. Setruktur yag rumit dari logika yang dicoba dikembangkan, terdapat dunia kehidupan persepsi dan motivasi serta cara bekerjanya akal budi manusia yang untuk sebagian besar belum terpetakan, disadari, dan belum teridentifikasi.[8]
Kita memakai prosedur logika adalah karena para pemikir selama dua ribu tahun lebih dengan prosedur-prosedur tersebut telah belajar mengendalikan pikiranya.dan dengan prosedur itu pula telah belajar bagaimana mencapai kesimpulan yang bermanfaat dan membuat keputusan-keputusan yang memungkinkan eksistensi manusia berkembang menurut harkat dan martabatnya. Emosi dan perasaan diketahui mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Tetapi proses penggarapan pemikiran dan proses penyimpangan pemikiranjanagna dikaburkan oleh perasaan dan emosi. Hati boleh panas tapi pikiran tetap dingin. Ada yang dibayangi oleh perasaan takut pada rasionalisme, ada juga yang ragu-ragu untuk secara akrab serta tegas mengakui dan menekankan serta mengamalkan penggunaan akal sebagai prinsip pengatur dalam praktek kehidupan. Perlu disadari bahwa penggunaan akal dengan semestinya dan semaksimalnya, bukanlah pemujaan akal dan bukan berarti menyingkirkan aspek kemanusiaan lainya yang juga penting. Akal berfungsi sebagai pedoman bagi kemampuan manusia lainya, dan juga pedoman bagi kehendak yang hakikatnya tidak dapat melihat. Akal yang tertib membimbing kehidupan kemasyarakatan yang tertib, sehigga membahagiakan kehiduapan bersama. Banyak hal tidak tertib di dalam pikiran, maka semestinya proses penertiban bermuula di dalam pikiran. Maka dapat disimpulkan, betapa akan tetap miskinya jiwa anak didik. Jika pendapat yang sedangkal dan tidak kritis itu diterima luas sebagai prinsip dalam dunia pendidikan.[9]  
                                                                                                  








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dapat kita ketahui seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa mempelajari logika mempunyai banyak faedah, antara lain
a)      Logika menyatakan, menjelaskan dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan.
b)      Pelajaran logika menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual
c)      Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu yang kita peroleh berdasarkan penguasaan
            Manfaat yang paling asasi mempelajari ilmu logika adalah untuk membuat seseorang mampu membedakan antara berpikir yang benar dan oleh karenanya akan menghasilkan kesimpulan yang benar dan terhindar dari kesimpulan yang salah. Sebab logika merupakan bentuk  kegiatan akal / rasio manusia dengan mana pengetahuan yang kita terima melalui panca indra diolah dan ditunjukkan untuk mencapai sebuah kebenaran. Logika sangat penting, karena dengan logika kita dapat mengatur berbagai pesoalan yang ada dalam kehidupan terutama dalam dunia pendidikan.

B.     SARAN
            Semoga cakrawala kesadaran pengetahuan dan wawasan kita semakin luas serta kita semakin melihat kebutuhan akan pendalaman dan penguasaan logika sebagai salah satu tuntunan yang asasi untuk mencerdaskan bangsa dan memanusiakan manusia yang menjadi tujuan seluruh kegiatan pembangunan nasional Indonesia.


[1] DR. W. Poespoprojo, S.H, Logika Scientifika, (Jakarta: CV Pustaka Setia) cet. 1, 1999, hlm. 16
[2]  Ibid, hlm.17           
[3] Partap Sing Mehra,M.A,  Pengantar logika tradisional, (Bandung: Bina Cipta ) 1988,  hal:12
[4] Rumah makalah.blogspot.com/2008/11/logika-arti-sejarah-objek-pembagian-dan.html
[5] Lihat artikel, Ziyanul. Com. Manfaat mempelajari logika                       
[6] Drs. Mundiri, Logika, ( Jakarta: . Raja Grafindo Persada) cet. 3, 1998,  hal. 18 
[7] ibid, hlm. 13
[8] DR. W. Poespoprojo, S.H, Logika Scientifika, (Jakarta: CV Pustaka Setia) cet. 1, 1999, hlm. 57
[9] Ibid, hlm. 58-59

Perkembangan Filsafat



PERKEMBANGAN FILSAFAT
OLEH:
SETIONO
 

  1. Filsafat Yunani Kuno

Lahir pada abad ke enam dan dilanjutkan pada masa pemerintahan Yunani tersebut, yang pada puncak pemerintahan Yunani kuno bergabung dengan kerajaan Roma. Filsafat tersebut dipisahkan dengan berbagai variasi yang luas termasuk filosofi politik, etika, metafisik, ontologi, logika, biologi, retorika, dan estetika.
Banyak para filsuf saat ini mengakui bahwa filsafat Yunani telah berpengaruh banyak  pada pemikir barat sejak permulaannya. Jelasnya, tanpa mematahkan pengaruh dari Yunani kuno berpengaruh pada para filsuf saat jamannya hingga pada awal filsafat Islam, masa Renaissence di Eropa dan Masa Enlightenment (Penerangan Pikiran).
Beberapa pihak mengklaim bahwa filsafat Yunani dipengaruhi oleh kebijaksanaan yang lebih awal dari literatur dan mitologi kosmogeni yang berasal dari timur. Tradisi filosofi sangat dipengaruhi Socrates (yang dipersembahkan oleh Plato).

  1. Filsafat Barat
Filsafat (Phyllo = cinta, Sophia = kebijaksanaan), didapatkan dari bahasa Yunani, secara makna asli bahwa filosofi meliputi kecintaan terhadap semua kebijaksanaan, tetapi pada abad – abad akhir ini lebih dijelaskan pada cabang – cabang khusus seperti pemisahan dari ilmu lainnya seperti “filososfi natural”. Secara sederhana Filsafat barat menggambarkan tipe dari kehidupan yang berkembang di Eropa pada abad ke 17. Dan bentuk berpikirnya mencerminkan cara – cara masyarakat borjuis, atau kapitalisme. Dalam hubungannya dengan praktik perjuangan kaum proletar melawan borjuis. Marxisme tumbuh pada filsafat barat, membandingkan atas prestasi atau perolehannya. Akan tetapi Marxisme tidak hanya dibedakan pada filsafat barat, hal ini bertentangan , inil adalah disebut “kritik”yang diartikan sebagai akar dari sesuatu dan memaparkan isi aslinya menggunakan dari dan untuk tujuan dalam mengatasinya.

  1. Filsafat Modern
Merupakan suatu kategori yang berasal dari Eropa Barat pada abad ke 17, dan kini terkenal meluas ke seluruh dunia. Hal itu bukanlah suatu doktrin yang spesifik atau suatu sekolah. Walau ada beberapa asumsi tertentu yang membantu membedakan dengan filsafat yang sebelumnya.
Pada abad ke 17 dan pada awal abad 20an secara kasar adalah bermulanya dan berakhirnya filsafat modern. Dan masih adanya perdebatan tentang masa Renaissence yang termasuk dalam abad tersebut begitupula modernitas mungkin atau tidak mungkin   juga berakhir pada abad 20an.
Mayoritas filsafat dintaranya adalah filsafat pikiran, epistemologi, dan metafisika selama abad 17 dan 18 abad secara kasarnya dibagi menjadi 2 grup utama yaitu “Rasionalis” yang kebanyakan dipakai di Prancis dan Jerman. Rasionalis beranggapan bahwa pengetahuan itu harus terlahir dari ide. Penganut rasionalis diantaranya adalah Descrates, Baruch Spinoza, Gotfired Leitbitz, dan Nicholas Malebranche. Sedangkan Empirisis sebalikanya menyatakan bahwa pengetahuan harus terlahir dari pengalaman inderawi. Tokoh diantaranya adalah John Locke, Berkeley, Devid Hume.
Pada akhir abad ke 18 Immanuel Kant menyusun empat latar siste filsafat yang menyatukan rasionalisme dan empirisis. Dia tidak menyelesaikan keseluruhan pada perdebatan tentang filsafat. Kant mengalami badai filosofi di Jerman pada abad ke 19an dimulai dari idealisme Jerman.    
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      

SEJARAH FILSAFAT BARAT



           SEJARAH FILSAFAT BARAT

       A. PENDAHULUAN
            Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno. Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup dilembah sungai Nil dan sungai Eufrat, telah mengenal alat pengukur berat, table bilangan berpangkat, table perkalian dengan menggunakan sepuluh jari. piramida yang merupakan salah salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyatapembuatannya menerapkan geometri dan matematika, menunjukkan cara berpikirnya yang tinggi. Selain itu mereka pun sudah dapt mengadakan kegiatan pengamatan benda-benda langit, baik bintang, bulan, matahari sehingga dapat meramalkan gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai adalah ilmu astronomi. Sehingga filsafat termasuk ilmi pengetahuan yang paling luas cakupannya, karena itu titik tolak untuk memahami dan mengerti filsafat adalah meninjau dari segi etimologis. Tinjauan secara etimologis adalah membahas sesuatu istilah atau kata dari segi asal usul kata itu. Membahas tentang sejarah filsafat tidaklah kita lupa dengan para tokoh filusuf seperti; Plato, Aristoteles, Karl Max, dan filusuf-filusuf islam seperti; Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Kindi, Al-Ghazali.
            Setiap sesuatu hal atau ilmu pasti tidak lepas dari suatu sejarah terbentuknya ilmu tersebut. Maka sejarah filsafat barat terdiri dari beberapa periode yaitu periode klasik, pertengahan, modern, dan kontemporer.

B.  RUMUSAN MASALAH
1. Periode Klasik
2. Periode Pertengahan
3. Periode Modern
4. Periode Kontemporer


 PEMBAHASAN
  
Filsafat dibagi menjadi 4 pembahasan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern. Berikut pembahasan tentang filsafat-filsafat tersebut:

1.     Periode Klasik
          Masa Yunani, yunani merukan kota yang terletak di Asia Kecil. Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur pernigaan di Laut Merah. Keahlian mereka hidup di alam bebas sebagai nelayan yang mewarnai kepercayaan yang dianutnya, yaitu berdasarkan kekuatan lain, sehingga beranggapan bahwa hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan manusia. Kepercayaan yang bersifat formalitas tidak memberikan kebebasan pada manusia.
            Pada abad ke-6 SM, bermunculan para pemikir yang kepercayaannya bersifat raisonal menimbulkan pergeseran . Tuhan tidak lagi terpisah dengan manusia. Sistem kepercayaan yang formalitas berubah menjadi sistem kepercayaan yang bersifat rasional. Dalam sistem kepercayaan yang bersifat formalitas ini, manusia bersifat  tradisionalisme. Sedangkan dalam kepercayaan rasional ini memungkinkan manusia mengembangkan potensi dan budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikirannya untuk menghadapi dan memecahkan berbagai misteri kehidupan atau alam dengan akal pikiran. Ahli piker pertama kali yang muncul adalah Thales (545-625 SM) yang berhasil mengembangkan geometri dan matematika. Liokippos dan Demokritos mengembangkan teori materi, Hipocrates mengembangkan ilmu kedokteran, Euuclid mengembangkan geometri deduktif, Socrates mengembangkan teori tentang moral, Plato mengembangkan teori tentang ide, Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang atau ilmu biologi. Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran atau logika formal yang sampai sekarang di kenal.

Para ahli pikir Yunani Kuno mencoba membuat asal mula alam, walaupun sebelumnya sudah ada tentang konsep tersebut. Akan tetapi konsepnya bersifat mitos yaitu mitekosgonis dan mitekosmologi, sehingga konsep mereka sebagai mencari asal mula alam semesta dan mereka disebutnya sebagai filosof alam. Oleh karena arah pemikiran filsafatnya pada alam semesta maka corak pemikirannya: kosmosentris. Sedangkan para ahli pikir seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles yang hidup pada masa Yunani Klasik Karena arah pemikirannya pada manusia maka corak pemikiran filsafatnya: antroposentris. Hal ini disebabkan, arah pemikiran para ahli pikir Yunani Klasik tersebut memasukkan manusia sebagai subjek yang harus bertanggung jawab terhadap segala tindakkannnya.


2.Periode Pertengahan
            Masa ini diawali denagan lahirnya filsafat Eropa. sebagaimana halnya dengan filsafat yunani dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat  atau pemikiran pada abad pertengahanpun di pengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinnya, pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan oleg dogma agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris.
            Baru pada abad ke-6 M, setelah mendapatkan dukungan dari Karel Agung, maka didirikanlah sekolah-sekolah yang member pelajaran: gramatika, dialektika, geometrei, aritmatika, astronomi dan musik. Keadaan yang demikian akan mendorong perkembangan pemikiran filsafat abad ke-13 yang ditandai universitas-universitas dan ordo-ordo.  Dalam ordo-ordo inilah mereka mengabdikan dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama, seperti Anselmus (1033-1109), Abaeldarus (1079-1143), dan Thomas Aquinas (1225-1274).
            Di kalangan ahli pikir islam muncul ; al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail dan Ibnu Rusyd. Periode Skolastik Islam ini berlangsung tahun 850-1200 M. Pada masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Akan tetapi setelah jatuhnya kejayaan Islam di Granada Spanyol pada tahun 1492 mulailah kekuasaan politik barat menjarah ke Timur. Suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang filsafat. Di sini mereka merupakan mata rantai yang mentransfer filsafat Yunani, sebagaimana yang dilakukan oleh sarjana-sarjana Islam di Timur terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran Islam sendiri. Para filosof Islam sendiri sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles adalah benar, Plato dan Al-Qur’an adalah benar, mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Kemudian pikiran-pikiran ini masuk Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar, yang besar pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan alam. Peralihan dari abad pertengahan kea bad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan, yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme, yang berlangsungnya pada abad 15-16 M. Munculnya Renaissance dan Humanisme inilah yang mengawali masa abad modern.

3. Periode Modern
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern.Pada masa ini rasionalisme semakin kuat.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti.Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance.Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern.Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani.Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik.Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan.Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat.Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643).[1] Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang berkembang pada masa itu, diantaranya yaitu:
a.       Idealisme
b.      Materialisme
c.       Dualisme
d.      Empirisme
e.       Rasionalisme
f.       Fenomenalisme
g.      Intusionalisme

4. Periode Kontemporer
Masa atau filsafat Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada masa saat ini. Misalnya orang dihadapkan pada tahun 2009, ya inilah zaman kontemporer kita.Tetapi istilah filsafat kontemporer baru saja populer semenjak abad ke-20, ini merupakan tanggapan atas kebingungan penyebutan filsafat masa kini.
Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan posmodernisme, Dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern” merupakan akibat logis dari zaman kontemporer.Posmodernisme menyaratkan kebebasan, dan tidak selalu harus simetris.Contohnya seni bangunan posmodern tidak terlalu mementingkan aspek keseimbangan dalam bentuk bangunan, melainkan sesuka hati yang membangun atau yang sesuai request. Kembali lagi kepada pemikiran kontemporer yang beranjak dari seni bangunan tadi, sama halnya dengan itu, pemikiran filsafat kontemporer ini bebas. Kebebasan dalam memakai teori, menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal original.
bebas, berbicara tentang filsafat kematian, filsafat waktu, filsafat orang gila, filsafat komputer, filsafat game online, dan lain-lain. Semuanya terbuka lebar untuk dipikirkan dan diperbincangkan.Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra-modern, bisa disebut sebagai kontemporer.
Masalah aktual dan faktual diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi solusi.Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan diambil dan yang dianggap baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu solusi bisa menjadi sangat baik, dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa dianggap kuno dan terbilang idiot.
Berbicara tentang saat demi saat, inilah letak kontemporernya.Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui sebagai zaman.Berpikir sesuai zaman tanpa kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal.Memiliki kepribadian dan cara berpikir yang unik merupakan hal yang dibanggakan dalam filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat kontemporer merupakan ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.

KESIMPULAN
Dengan berkembangnya pola pikir manusia, maka berkembang pula tentang pemikiran dan pembahasan di dalam filsafat.Filsafat dibagi menjadi 4 bahasan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat modern dan filsafat kontemporer.Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.




DAFTAR PUSTAKA

Muzairi,Filsafat Umum, Yogyakarta : Teras, 2009.
Achmadi, Asmoro, Filsafat Umum, Jakarta : Raja Grafindo Perkasa, 1995.
Amsal, Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004.
Muhammad Nur, Filsafat Ilmu, Fakultas Syariah dan Hukum Press UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.
Asy’ri, H. M dkk, Filsafat, Yogyakarta, RSFI, 1992.

Makna Tahlilan

  PROSESI DAN MAKNA TAHLILAN DI DESA KLORON PLERET BANTUL SETIONO    A.    Latar Belakang Tahlilan sangat erat sekali kaitannya de...