Jumat, 30 September 2016

Tafsir Al Baqarah 118-121




AYAT 118
tوَقَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ لَوْلَا يُكَلِّمُنَا اللَّهُ أَوْ تَأْتِينَا آَيَةٌ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (118) [البقرة/118]

“Dan orang-orangyang tidak mengetahui berkata: 'Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?” Demikian pula orang-orangyang sebelum mereka telah mengucapkan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang mau meyakini.”
Ayat ini adalah lanjutan dari ucapan sesat dan bodoh, yang diucapkanoleh orang-orang kafir. Kalau sebelumnya mereka menduga Allah memililkianak, di sini mereka-yakni Barn Isra'il dan kaum musyrik Mekah-mempertanyakan sebab mengapa Allah swt. tidak berbicara langsung denganmereka: Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, mengapa kami tidakmendengar suara Allah? Mengapa Allah tidak berdialog dan berbicara langsungdengan kami dalam menyampaikan perintah dan tuntunan-Nya? Mengapaharus melalui Nabi Muhammad saw.? Atau paling tidak, datang tanda-tandakekuasaan-Nya kepada kami, yakni mereka menuntut bukri yang bersifatindrawi, yang dapat mereka lihat, raba atau dengar. Itu permintaan merekauntuk dapat percaya.
Sebelum menjawab, Allah terlebih dahulu menghibur Nabi-Nyadengan berfirman: Demikian pula orang-orangyang sebelum mereka (antara lainleluhur Bani Isra’il yang hidup pada masa Nabi Musa as.) ada yang telahmengucapkan seperti ucapan mereka itu kepada nabi-nabi sebelummu wahaiMuhammad. Leluhur orang Yahudi yang mengajukan permintaan di atas,pernah Juga meminta kepada Nabi Musa as. agar diperlihatkan Tuhan kepadamereka. Mereka berkata, “Kami tidak akan percaya kalau kami tidak melihat Allah secara terang.” (QS. al-Baqarah [2]: 55). Persamaan ucapan dan keinginanitu, menurut lanjutan ayat yang dibahas ini, karena hati mereka serupa dalamkesesatan dan sikap kepala batu.
 Mengapa Allah tidak memberi bukti-bukti yang bersifat indrawi? Di tempat lain, Allah menjelaskan bahwa, "Sekali-kali tidak adayang menghalangi Kami untuk mengirimkan kepada mereka tanda-tanda kekuasadn Kami yangbersifat indrawi, melainkan karena tanda-tanda itu telah kami paparkan,tetapi didustakan oleh orang-orang dahulu yang sifat mereka sama dengan yangmeminta kepadamu sekarang. Sebagai contoh, Kami telah berikan kepada Tsamud, unta-yang Kami ciptakan dari batu -yang mengeluarkan susuyang dapat mereka minum sebagai mukjizat indrawi yang sangatjelas. Tetapimereka lalu menganiaya unta betina itu, dan mereka tetap tidak beriman. Kalausekarang kami penuhi permintaan mereka, hasilnya akan sama saja, merekapun tidak akan beriman (baca QS. al-Isra" [17]: 59).
Ayat 118 ini ditutup dengan menyatakan bahwa “Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang mau meyakini.”Yakni, sebenarnya aneka bukti rasional telah Allah kemukakan, baik dalamkitab suci yang terbaca, maupun “kitab alam” yang terhampar. Bukti-buktitelah Allah jelaskan dengan bahasa dan cara-Nya, juga dengan bahasa Rasul,serta para ulama, dan cendekiawan. Itu makna kata "Kami" pada ayat diatas. Bahkan, tantangan kepada yang ragu untuk membuat semacam al-Qur’an walau satu surat pun telah pula dipaparkan, tetapi mereka tetaptidak mau percaya.
Sebenarnya, kalau mereka mau memperhatikan tanda-tanda yangdisajikan Allah itu, atau yang dijelaskan oleh Rasul dan para cerdik pandai (ulama), bukan saja mereka akan percaya, tetapi mereka akan yaldn, yaknihati mereka akan sangat mantap menerimanya. Tidak akan ada sedildt punkeraguan yang menyentuhnya. Orang yang yakin, tidak akan bergemingdengan alasan apapun yang dikemukakan untuk mengurangi keyakinannya,dan ddak perlu pula ia meninjau ulang keyakinan itu. Ayat ini sekaligusmerupakan penjelasan yang membukdkan bahwa Nabi Muhammad saw.adalah Rasul pilihan Allah.
Untuk mempertegas makna ayat tersebut sambil menunjukkan bahwa mereka tidak wajar untuk diajak berdiskusi, karena mereka melecehkan aneka bukti dan argumentasi, maka ayat berikut menyatakan:

AYAT 119
! إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ (119) [البقرة/119]
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu dengan iiacf; sebagai pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungawaban) tentang penghuni-penghuni neraka.”
Anda lihat, ayat ini ddak ditujukan atau bebicara tentang mereka. Redaksinya ditujukan langsung kepada Nabi Muhammad saw. yang disertaidengan kata yang mengandung pengukuhan, Sesungguhnya, dan penegasanbahwa Kami telah mengutusmu hai Nabi Muhammad denganhaq yakni denganbenar dan membawa kebenaran. Pemilihan beliau sebagai Rasul adalahbenar dan haq. Risalah dan ajaran yang disampaikan-Nya juga benar danhaq, karena semuanya dari Kami, yakni Allah swt.
Keengganan mereka untuk percaya, sangat menyedihkan bahkanmerisaukan Nabi saw. Karena itu Nabi Muhammad diingatkan bahwaengkau hanya Kami tugaskan sebagai pembawa berita gembira dan pemberiperingatan. Dan karena itu pula, penutup ayat ini menghibur beliau bahwa, “Dan kamu wahai Muhammad tidak akan diminta pertanggungjawaban tentangpenghuni-penghuni neraka.”Yakni, mereka yang mengingkari risalahmu danmenolak al-Qur'an sebagai firman Allah adalah penghuni-penghuni neraka.Karena mereka penghuni neraka, maka wajar Jika mereka tidak berimankepadamu.

AYAT 120

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (120) [البقرة/120]

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (sepanjang masa)hingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah kamu: "Sesungguhnya petunjukAllah itulah petunjuk (yang benar).” Demi, Sesungguhnya jika engkau mengikutikemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagimenjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Ayat yang lalu menghilangkan kerisauan Nabi saw. disebabkan olehkeengganan orang-orang Yahudi untuk beriman kepada beliau, bahwa beliautidak akan dituntut untuk mempertanggungjawabkan keengganan itu. Padaayat ini, keengganan orang-orang Yahudi dan Nasrani- walau bukansemuanya-untuk mengikuti ajakan Nabi Muhammad saw. lebih dipertegaslagi. Atau, ayat yang lalu menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. Diutusuntuk menyampaikan berita gembira dan peringatan kepada semua pihak,dan karena semsetinya yang diberi berita gembira atau diberi peringatanakan menyambut dengan baik siapa yang menyampaikannya kepadanya,maka melalui ayat ini Allah menyampaikan bahwa tidak semua akan senangdan bergembira. Orang-orang beriman akan sangat rela dan senang denganberita gembiradan peringatanmu dan sebagian orang-orang yang beragamaYahudi dan beragama Nasrani tidak akan rela kepadamu wahai Muhammadsepanjang masa hingga engkau hanya memberi berita gembira kepadamerekadan ajaran yang mereka anut, dan ini tidak dapat terjadi kecuali jika engkaumengikuti agama mereka serta menyetujui perubahan petunjuk-petunjuk Ilahiyang mereka lakukan.
 Nabi Muhammad saw. yang dikenal sangat ingin agar semua manusiamemeluk Islam, seakan-akan bertanya: Jika demikian apa yang saya harus katakan kepada mereka? Beliau dituntun: Katakanlah kamu: "Sesungguhnyapetunjuk Allah yang dianugerahkan kepada nabi-nabi sebelum aku dansebelum kamu, serta petunjuk-petunjuk yang disampaikan-Nya kepadaku itulah petunjuki yang menyeluruh sempurna dan benar; yang bertentangandengannya pastilah kesesatan."
 Selanjutnya Allah memperingatkan Nabi Muhammad saw. Besertaseluruh umat Islam bahwa Demi keagungan Allah, Sesungguhnya jika engkauseandainya mengikuti kemauan mereka yang sesat itu setelah pengetahuan yakni wahyu-wahyu Allah serta petunjuk nalar yang sehat datang kepadamu, makaAllah tidak lagi menjadi pelindung sedikit pun dan penolong bagmu.
 Ayat di atas menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak akanmeninggalkan agama mereka walaupun Nabi Muhammad saw. Mengajakmereka sekuat tenaga. Karena, bagaimana mungkin mereka akanmeninggalkan agama mereka, padahal mereka tidak rela kecuali jika NabiMuhammad saw. mengikud mereka, sedangkan buat Nabi Muhammad,mengikuti agama mereka adalah suatu yang mustahil. Jika demikian,mustahil mereka mengikuti agamamu wahai Muhammad. Demikianlahmaksud dari firman Allah swt. ayat 120 di atas.
 Ayat ini biasa Juga dipahami sebagai bukd bahwa semua orang Yahudidan Nasrani tidak rela kecuali jika kaum muslimin mengikuti agama mereka.Pemahaman semacam itu, tidak sejalan dengan redaksi dan hubungan ayat,tidak juga dengan makna yang dikemukakan oleh mayoritas ulama-ulamatafsir masa lalu seperti Fakhruddin ar-Razi, juga Tafsir yang sangat populerdan sederhana al-Jalalain dan ulama tafsir masa kini seperti Thahir Ibn "Asyurdalam tafsirnya, at-Tahrir, serta Muhammad Sayyid Thanthawi, mantanMufti Mesir yang kini adalah Syeikh Al-Azhar. Bahkan, ulama kontemporerini menulis bahwa, kata "hingga engkau mengikuti agama mereka" adalahkinayah, yakni tidak menyebutkan secara tegas apa yang dimaksud tetapimenyebut sesuatu yang lain yang dapat mengantarf kepada apa yangdimaksud. Redaksi ini menggambarkan keputusasaan menyangkutkemungkinan Ahl al-Kitab memeluk agama Islam. Jadi sekali lagi, ayat initidak dapat dijadikan dasar bahwa Ahl al-Kitab berusaha untukmengkristenkan umat Islam, apalagi me-Yahudi-kannya, karena agamaYahudi bukan agama misi. Bahwa ada yang berusaha untuk maksud tersebut,tentu saja tidak dapat disangkal, namun bukanlah ayat ini yang berbicaratentang hal tersebut.
Di sisi lain, karena ayat ini menggunakan redaksi yang menunjukkankepastian yang berlanjut terus menerus, tidak akan rela kepadamu (sepanjangmasa), sedang terbukti kemudian bahwa ada dari Barn Israeli yang memelukagama Islam, maka dengan demikian, yang dimaksud dengan orang Yahudidan Nasrani oleh ayat ini adalah orang-orang tertentu di antara mereka,bukan semua Ahl al-Kitab. Sedangkan makna sepanjang masa, dipahamidari kata ( لن) lan, yang digunakan ayat di atas.
Perlu juga digarisbawahi di sini, bahwa redaksi pernyataan, tidak akan rela. Ketika menggambarkan sikap orang Yahudi, ayat di atas menggunakankata lan yang berarti tidak akan untuk selama-lamanya, sedang ketidakrelaanorang-orang Nasrani digambarkan dengan kata ( لا ) la, yang berartimenafikan, tetapi ridak mengandung makna selama-lamanya. Perbedaankeduanya jelas sekali. Seandainya akan dipersamakan, maka ayat di atasdapat berbunyi "tidak akan rela atau tidak rela orang Yahudi dan Nasrani.”
Sebagian ulama berpendapat bahwa pembedaan itu dimaksudkanuntuk menunjukkan kemandirian sekaligus perbedaan masing-masing daridua kelompok Bani Isra'il atau Ahl al-Kitab itu, jika yang ini rela, yang itutidak rela. Hemat penulis, perbedaannya bukan hanya sampai di situ. Ayatini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara Yahudi dan Nasranidalam sikap mereka terhadap Nabi Muhammad saw. dan ajaran beliau.
Untuk menjelaskan hal itu perlu terlebih dahulu diketahui, bahwamenurut pengamatan penults, al-Qur'an tidak menggunakan kata ( يهود)yahud/Yahudi kecuali dalam konteks kecaman terhadap sekelompok tertentudari Bani Israeli. Ini berbeda dengan penggunaan al-Qur’an untuk kata( نصارى) nashdra/Nasrani. Kata ini antara lain digunakan Juga menunjukkepada sekelompok Bani Isra'il pengikut Nabi 'Isa as. yang bersikapbersahabat terhadap orang-orang Islam (baca QS. al-Ma'idah [5]: 82).
Nah, karena al-Qur'an tidak menggunakan kata Yahudi kecualiterhadap kelompok Bani Isra'il yang memusuhi umat Islam, maka wajar jikaayat di atas menggunakan redaksi yang menginformasikan bahwa merekatidak akan rela untuk selama-lamanya terhadap Nabi Muhammad saw., adapunkaum Nasrani keadaan mereka tidak demikian. Dari sini, kata nashara padaayat di atas tidak menafikan kerelaan mereka untuk selama-kmanya. Perlujuga diingatkan kembali bahwa ayat-ayat di atas berbicara tentang orang-orang Yahudi dan Nasrani, yang hidup pada masa Rasul saw. Keadaanmereka sesudahnya tidak harus sama dengan masa ini. Hal ini, insya Allahakan diuraikan dalam ayat-ayat lain yang berbicara tentang Barn Isra'il.
Bagaimana sikap yang tepat dalam menghadapi mereka, seperd yang diuraikan oleh ayat 120 ini? Tuntunan ayat itu menyatakan: Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar." Petunjuk Allah hanyasatu. Ini dipahami dari penggunaan bentuk tunggal ( هو) huwa dan pada  kata ( هدى الله) huda Allah/petunjuk Allah, yakni berarti bahwa petunjuk itulah satu-satunya petunjuk yang sempuma. Tidak ada petunjuk yang benar, kecuali yang bersumber dari Allah serta nilai-nilai ajaran-Nya.
Selanjutnya, ayat ini mengingatkan kaum muslimin bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang dimaksud di atas, bukan hanyamempertahankan keyakinan mereka yang sesat, bahkan mereka juga akanberusaha agar Nabi Muhammad mengikud keinginan-keinginan yangdilahirkan oleh hawa nafsu mereka. Jika beliau mengikuti kemauan-kemauanhawa nafsu mereka, setelah pengetahuan datang kepada beliau, maka Allahtidak lagi akan menjadi pelindung dan penolong baginya. Keinginan merekaitu banyak dan bermacam-macam, sebagaimana dipahami dari penggunaankata (أهواء) ahwa’ yang menggunakan bentuk jamak (plural).
Redaksi ayat di atas tertuju kepada Nabi Muhammad saw. Manusia paling bertakwa pun diupayakan oleh orang Yahudi dan Nasrani itu untukdisesatkan, apalagi orang kebanyakan. Di sisi lain, Nabi Muhammad,kekasih Allah dan pilihan-Nya pun diancam oleh-Nya dengan ancamankeras bila mengikud mereka: "Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” Beliau saja diancam apalagi selain beliau. Sekali lagi, perlu diingatbahwa ayat ini bukan berbicara tentang semua Ahl al-Kitab
      Obyektivitas al-Qur^an terhadap mereka mencapai puncaknya padaayat berikut:

AYAT 121
t الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (121) [البقرة/121]

"Orang-orangyang telah Kami berikan al-Kitdb, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
  Setelah mengancam siapa di antara Ahl al-Kitab yang wajardiperingati dan diancam karena mengubah kandungan al-Kitab, dijelaskandi sini kelompok yang wajar mendapat berita gembira. Mereka adalah orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab yakni Taurat atau Taurat dan Injil,mereka membacanya dengan bacaanyang sebenarnya yakni mengikud tuntunannyasecara baik dan sempurna serta sesuai dengan apa yang diturunkan Allahtanpa melakukan atau mempercayai perubahan yang ada, mereka itu yakniyang sungguh dnggi kedudukannya di sisi Allah beriman kepadanya yaknikepada kitab suci itu atau kepada petunjuk Allah yang sempurna itu. Danbarang siapa yang ingkar kepadanya yakni kepada kitab suci atau petunjukAllah, maka mereka itulah bukan selain mereka orang-orang yang benar-benarrugi, celaka dan binasa."
Anda baca di atas, al-Qur'an ddak menggeneralisir. Ada kelompokdi antara Ahl al-Kitab yang sikapnya ddak seperd yang digambarkan olehayat sebelum ini. Memang kelompok ini tidak banyak, sebagaimanadiisyaratkan pada ayat-ayat yang lalu, misalnya ayat 100. Tetapi, betapapun kecilnya, mereka ada. Dan agar ddak menimbulkan kesalahan penilaian,surah al-Baqarah menggarisbawahi keberadaan mereka.
 Kalimat ( يتلونه حق تلاوته ) yatlunahu haqqa tilawatihi/ mereka membacanyadengan bacaan yang sebenarnya, yakni membaca al-Kitab, Taurat atau Injil.Redaksi yang mereka baca adalah redaksi asli kitab suci itu. Mereka jugamembaca dengan tekun sambil mempelajari secara sungguh-sungguhkandungannya, lalu mengikud bacaan itu dengan pengamalan yang benar.Ini dipahami demikian karena karena kata kerja ( يتلو) yatlu pada mulanyaberarti mengikuti. Yang membaca mengikud apa yang dibacanya huruf demihuruf dan membunyikan huruf-huruf itu dengan lidah atau hatinya. Darisini ia biasa diartikan membaca. Tetapi ia dapat juga berarti mengikutituntunannya dengan pengamalan. Penafsiran di atas menggabung kedua makna tersebut dan hal ini tidak bertentangan karena itu-dalam pandangan ulama-tidak ada salahnya menggabung sekian makna yang berbeda selama makna-makna itu tidak bertentangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makna Tahlilan

  PROSESI DAN MAKNA TAHLILAN DI DESA KLORON PLERET BANTUL SETIONO    A.    Latar Belakang Tahlilan sangat erat sekali kaitannya de...