HISTORISITAS UIN SUNAN KALIJAGA
Sebagai bagian dari upaya untuk
memperbaharui citra UIN Sunan Kalijaga, sejak tahun 2010 dilakukan
perubahan lambang/ logo universitas. Lambang/logo yang baru adalah
sebagai berikut. Bentuk dasar logo adalah bunga matahari
dengan satu tangkai dan dua lembar daun. Kelopak bunga diwujudkan dalam
bentuk ornamen klasik bercorak Islam. Helai daun sebelah kiri
visualisasi huruf ‘U’, tangkainya huruf ‘I’ dan daun sebelah kanan huruf
‘N’ sehingga dapat dibaca U-I-N. Logogram bercorak bunga—menyerupai
simbol jaring laba-laba kesalingterkaitan dan keterhubungan antara sains
dan agama yang terpatri dalam ikon mozaik pada dinding luar gedung
bangunan UIN—diambil dari ornamen pada dinding Istana Alhambra masa
Khalifah Bani Umayah di Granada, Spanyol yang mencakup wilayah
perbukitan. Istana Alhambra selesai dibangun pada abad ke-14, periode
Muhammad Yusuf, 1333-1353 dan periode Muhammad V, Sultan Granada,
1353-1391 pada masa Dinasti Nasar/Daulah Ahmar (1232-1492). Seni ornamen
tersebut memberi banyak pengaruh berbagai bangunan di Timur dan Barat.
Perpaduan Timur dan Barat ini (La syarqiyyah wa la gharbiyyah) dapat
dimaknai sebagai visi dan misi UIN yang ingin menepis dikotomi keilmuan
menuju integrasi dan interkoneksi bidang keilmuan menuju keunggulan
peradaban.
Motif ornamen merupakan perpaduan cita
rasa seni tingkat tinggi dari budaya Islam di Timur Tengah dan budaya
Eropa di Barat sebagai simbol integrasi-interkoneksi. Bila dicermati,
beberapa ornamen pada bangunan UIN telah mengaplikasikan penggunaan dua
buah bentuk 4 persegi sebagai unsur dasar pembentukan ornamen tersebut.
Visual bunga dipilih sebagai bentuk
dasar logo karena merupakan simbol keindahan, keharuman, keserasian,
keseimbangan dan kebaikan. Allah SWT menyukai keindahan dan keharuman
sebab Allah SWT maha indah dan maha harum. Hal ini menyiratkan UIN
selalu membawa kesejukan dan keindahan bagi lingkungan sekitar serta
keharuman dalam memainkan seluruh kiprahnya. Hal ini juga dapat dimaknai
bahwa UIN Sunan Kalijaga benar-benar bermaksud hendak menanamkan spirit
dan karakter kemanusiaan yang bersifat rahmatan lil ‘alamin.
Kelopak bunga berwarna kuning emas
diambil dari jenis logam mulia, menunjukkan kemewahan, kehormatan,
kemuliaan, kekekalan, keabadian, kesetiaan dan pengabdian. Menyiratkan
ketajaman pikiran, keagungan cita, keluhuran budi, kecemerlangan pikiran
dan muatan spiritualitas menuju UIN Sunan Kalijaga yang unggul dan
terkemuka. Kemewahan dan kekayaan diwujudkan dalam bentuk kedalaman
ilmu, kekayaan budi pekerti, kematangan diri dan kearifan budaya lokal.
UIN Sunan Kalijaga hendak menjadi unggul dan terkemuka, namun tetap
santun dan rendah hati.
Warna hijau pada daun melambangkan
kontinuitas, kesegaran, kealamiahan dan pembaharuan. Hijau merupakan
simbol harapan, pertumbuhan, kelahiran, kemakmuran, kesuburan dan
regenerasi melalui berbagai inovasi tiada henti.
Hijau memiliki sejarah kontinuitas bagi transformasi UIN Sunan Kalijaga. Hijau juga memuat pesan religius, sebab dalam surat Al-Insan (76) : 21 dan Al-Kahfi (18) : 31 dikabarkan penghuni surga mengenakan pakaian berwarna hijau.
Sekilas UIN Sunan Kalijaga
1951-1960
Periode Rintisan
Periode ini dimulai dengan Penegerian Fakultas Agama Universitas Islam
Indonesia
(UII) menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) yang diatur dengan
Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 1950 Tanggal 14 Agustus 1950 dan
Peresmian PTAIN pada tanggal 26 September 1951. Pada Periode ini,
terjadi pula peleburan PTAIN (didirikan berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 34 Tahun 1950) dan ADIA (didirikan berdasarkan Penetapan Menteri
Agama Nomor 1 Tahun 1957) dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor
11 Tahun 1960 Tanggal 9 Mei 1960 tentang Pembentukan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) dengan nama Al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah.
pada periode ini, PTAIN berada di bawah kepemimpinan KHR Moh Adnan
(1951-1959) dan Prof. Dr. H. Mukhtar Yahya (1959-1960)
Periode Rintisan
1960-1972
Periode Peletakan Landasan
Periode
ini ditandai dengan Peresmian IAIN pada tanggal 24 Agustus 1960. Pada
periode ini, terjadi pemisahan IAIN. Pertama berpusat di Yogyakarta dan
kedua, berpusat di Jakarta berdasarkan Keputusan Agama Nomor 49 Tahun
1963 Tanggal 25 Februari 1963. Pada periode ini, IAIN Yogyakarta diberi
nama IAIN SUnan Kalijaga berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 26
Tahun 1965 Tanggal 1 Juli 1965. Pada periode ini telah dilakukan
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, dimulai dengan pemindahan
kampus lama (di Jalan Simanjuntak, yang sekarang menjadi gedung MAN 1
Yogyakarta ) ke kampus baru yang jauh lebih luas (di Jalan Marsda
Adisucipto Yogyakarta). Sejumlah gedung fakultas dibangun dan di
tengah-tengahnya dibangun pula sebuah masjid yang masih berdiri kokoh.
Sistem pendidikan yang berlaku pada periode ini masih bersifat 'bebas'
karena mahasiswa diberi kesempatan untuk maju ujian setelah mereka
benar-benar mempersiapkan diri. Adapun materi kurikulumnya masih mengacu
pada kurikulum Timur Tengah (Universitas Al-Azhar, Mesir) yang telah
dikembangkan pada masa PTAIN. Pada periode ini, IAIN Sunan Kalijaga
berada di bawah kepemimpinan Prof. RHA Soenarjo, SH (1960-1972).
Periode Peletakan Landasan
1972-1996
Periode Peletakan Landasan Akademik

Pada
periode ini, IAIN Sunan Kalijaga dipimpin secara berturut-turut oleh
Kolonel Drs. H. Bakri Syahid (1972-1976), Prof. H. Zaini Dahlan, MA
(selama 2 masa jabatan: 1976-1980 dan 1980-1983), Prof. Dr. HA Mu'in
Umar (1983-1992) dan Prof. Dr. Simuh (1992-1996). Pada periodeini,
pembangunan sarana prasarana fisik kampus meliputi pembangunan gedung
Fakultas Dakwah, Perpustakaan, Program Pascasarjana, dan Rektorat
dilanjutkan. Sistem pendidikan yang digunakan pada periode ini mulai
bergeser dari 'sistem liberal' ke 'sistem terpimpin' dengan
mengintrodusir 'sistem semester semu' dan akhirnya 'sistem kredit
semester murni'. Dari segi kurikulum, IAIN Sunan Kalijaga telah
mengalami penyesuaian

yang
radikal dengan kebutuhan nasional bangsa Indonesia. Jumlah fakultas
bertambah menjadi 5 (lima); yaitu Fakultas Adab, Dakwah, Syari'ah,
Tarbiyah dan Ushuluddin. Program Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga dibuka
pada periode ini, tepatnya pada tahun akademik 1983/1984. Program
Pascasarjana ini telah diawali dengan kegiatan-kegiatan akademik dalam
bentuk short courses on Islamic studies dengan nama Post Graduate Course
(PGC) dan Studi Purna Sarjana (PPS) yang diselenggarakan tanpa
pemberian gelar setingkat Master. Untuk itu, pembukaan Program
pAscasarjana pada dasawarsa delapan puluhan tersebut telah mengukuhkan
fungsi IAIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga akademik tingkat tinggi
setingkat di atas Program Strata Satu.
Periode Peletakan Landasan Akademik
1996-2001
Periode Pemantapan Akademik dan Manajemen
Pada
periode ini, IAIN Sunan Kalijaga berada di bawah kepemimpinan Prof. Dr.
HM. Atho Mudzhar (1997-2001). Pada periode ini, upaya peningkatan mutu
akademik, khususnya mutu dosen (tenaga edukatif) dan mutu alumni, terus
dilanjutkan. Para dosen dalam jumlah yang besar didorong dan diberikan
kesempatan untuk melanjutkan studi, baik untuk tingkat Magister (S2)
maupun Doktor (S3) dalam berbagai disiplin ilmu, baik di dalam maupun di
luar negeri. Demikian pula peningkatan sumber daya manusia bagi tenaga
administratif dilakukan untuk meningkatkan kualitas manajemen dan
pelayanan administrasi akademik. Pada periode ini, IAIN Sunan Kalijaga
semakin berkonsentrasi untuk meningkatkan orientasi akademiknya dan
mengokohkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan tinggi. Jumlah
tenaga dosen yang bergelar Doktor dan Guru Besar meningkat disertai
dengan peningkatan dalam jumlah koleksi perpustakaan dan sistem
layanannya.
Periode Pemantapan Akademik dan Manajemen
2001-2010
Periode Pengembangan Kelembagaan
Periode
ini dapat disebut sebagai 'Periode Trasformasi', karena, pada periode
ini telah terjadi peristiwa penting dalam perkembangan kelembagaan
pendidikan tinggi Islam tertua di tanah air, yaitu Transformasi Institut
Agama ISlam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga menjadi Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50
Tahun 2004 Tanggal 21 Juni 2004. Deklarasi UIN Sunan Kalijaga
dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2004. Periode ini di bawah
kepemimpinan Prof. Dr. HM. Amin Abdullah (2001-2005) dengan Pembantu
Rektor Bidang Akademik Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D, Pembantu
Rektor Bidang Administrasi Umum Drs. H. Masyhudi, BBA, M.Si. dan
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. H. Ismail Lubis, MA
(Almarhum) yang kemudian digantikan oleh Dr. Maragustam Siregar, MA.
Pada periode kedua (2006-2010) dari kepemimpinan Prof. Dr. HM. Amin Abdullah telah dibentuk Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama. Dengan ditetapkannya keberadaan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama, maka kepemimpinan UIN Sunan Kalijaga pada periode kedua ini adalah sebagai berikut : PEmbantu Rektor Bidang Akademik, Dr. H. Sukamta, MA, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Dr. H. Tasman Hamami, MA, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Maragustam Siregar, MA, dan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama dijabat oleh Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, MA.
Perubahan Institut menjadi universitas dilakukan untuk mencanangkan sebuah paradigma baru dalam melihat dan melakukan studi terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, yaitu paradigma Integrasi interkoneksi. Paradigma ini mensyaratkan adanya upaya untuk mendialogkan secara terbuka dan intensif antara hadlarah an-nas, hadlarah al-ilm, dan hadlarah al-falsafah. Dengan paradigma ini, UIN Sunan Kalijaga semakin menegaskan kepeduliannya terhadap perkembangan masyarakat muslim khususnya dan masyarakat umum pada umumnya. Pemaduan dan pengaitan kedua bidang studi yang sebelumnya dipandang secara dimatral berbeda memungkinkan lahirnya pemahaman Islam yang ramah, demokratis, dan menjadi rahmatan lil 'alamin.
Periode Pengembangan Kelembagaan
Pada periode kedua (2006-2010) dari kepemimpinan Prof. Dr. HM. Amin Abdullah telah dibentuk Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama. Dengan ditetapkannya keberadaan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama, maka kepemimpinan UIN Sunan Kalijaga pada periode kedua ini adalah sebagai berikut : PEmbantu Rektor Bidang Akademik, Dr. H. Sukamta, MA, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Dr. H. Tasman Hamami, MA, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Maragustam Siregar, MA, dan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama dijabat oleh Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, MA.
Perubahan Institut menjadi universitas dilakukan untuk mencanangkan sebuah paradigma baru dalam melihat dan melakukan studi terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, yaitu paradigma Integrasi interkoneksi. Paradigma ini mensyaratkan adanya upaya untuk mendialogkan secara terbuka dan intensif antara hadlarah an-nas, hadlarah al-ilm, dan hadlarah al-falsafah. Dengan paradigma ini, UIN Sunan Kalijaga semakin menegaskan kepeduliannya terhadap perkembangan masyarakat muslim khususnya dan masyarakat umum pada umumnya. Pemaduan dan pengaitan kedua bidang studi yang sebelumnya dipandang secara dimatral berbeda memungkinkan lahirnya pemahaman Islam yang ramah, demokratis, dan menjadi rahmatan lil 'alamin.
2010-2011
Periode Kebersamaan dan Kesejahteraan
Periode Kebersamaan dan Kesejahteraan
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor : B.II/3/16522/2010 Tanggal
6 Desember 2010, Guru Besar Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan
Pemikiran Islam diberi tugas tambahan sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta masa jabatan 2010-2014. Periode di bawah kepemimpinan Prof.
Dr. H. Musa Asy’arie dibantu oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik Dr.
Sekar Ayu Aryani, M.Ag., Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum Prof.
Dr. H. Nizar, M.Ag., Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. H. Akhmad
Rifa’i, M.Phil. dan Pembantu Rektor Bidang Kerja sama Prof. Dr. H.
Siswanto Masruri, MA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar