Selasa, 22 Maret 2016

Agama dan Masyarakat

Agama dan Masyarakat
Oleh: SETIONO


             Setiap agama pasti akan kerap dengan lingkungan masyarakat, sebab sebuah agama pasti didalamnya ada penggerak dan penggeraknya adalah manusia atau masyarakat. Dalam sebuah studi dari Feurbach ada beberapa poin yang penting dan secara garis besarnya yaitu antara Tuhan dan manusia sebagai ilusi, karena agama sendiri sesungguhnya adalah ekspresi fantasi dari ideal-ideal manusia dalam mencapai eksistensi manusia, melalui cinta, kebebasan, dan akal. Hal ini, karena agama dipahami sebagai psikogenesisnya dari sifat manusia sendiri, maka hubungan terbaik antara sifat-sifat yang dilekatkan pada Tuhan dan sifat-sifat yang dilekatkan pada manusia dan dunia yang terbatas. Apa yang ditolak oleh manusia untuk dilekatkan pada dirinya sendiri kemudian dilekatkan pada Tuhan. Dan dalam melihat agama sebagai suatu image yang diproyeksikan oleh watak esensial manusia. Pada dasarnya manusia juga merupakan sesuatu yang aktif, karena memiliki rasa ingin tahu sehingga manusia juga bersifat aktif untuk mencapai suatu cinta, kebijakan, keadilan, atau bukan merupakan sebuah ilusi. Dengan demikian, agama juga merupakan sebuah hasil yang telah muncul karena adanya sebuah ide, konsep yang dimana dapat menghasilkan sebuah nilai dan keyakinan dalam kehidupan manusia serta dijadikan sebagai falsafah atau ideologi dalam kehidupan sehari-hari.

            Sebab agama adalah realisasi fantastis dari esensi manusia karena esensi manusia tidak memiliki realitas yang sesungguhnya. Oleh karena itu agama juga merupakan sebuah spirit dan sebagai candu bagi masyarakat serta adanya kepentingan kelas. Dimana Marx dan Engels yang memiliki pendekatan struktural menegaskan, seperti yang dikemukanan Turner, yakni: Agama memiliki fungsi ganda, yaitu kompensasi terhadap orang-orang miskin yang menderita dengan menjanjikan kekayaan spiritual, dan pada saat yang sama member legitimasi terhadap kekayaan kelas dominan. Maka salah satu solusi atas kontradiksi antara solidaritas kelas versus integrasi sosial adalah dengan menyatakan bahwa dengan menyatakan bahwa dengan melegitimasi kekayaan dan memberi kompensasi terhadap kemiskinan, agama menyatukan masyarakat sembari juga mengekspresikan kepentingan kelas yang berbeda.

Bidang Kajian Antropologi

        Antropolog mempelajari manusia dimanapun dan kapanpun mereka menemukan mereka. Antropologi adalah eksplorasi keanekaragaman manusia dalam ruang dan waktu. Antropologi mempelajari seluruh kondisi manusia: masa lalu, sekarang, dan masa depan, biologi, masyarakat, bahasa, dan budaya. Yang sangat  menarik adalah keragaman yang datang melalui adaptasi manusia. Mengeksplorasi keanekaragaman hayati dan budaya yang ada di kehidupan  manusia dalam ruang dan waktu, antropologi menghadapi pertanyaan dasar eksistensi manusia dan kelangsungan hidup: bagaimana kita berasal, bagaimana kita telah berubah, dan bagaimana kita dapat merubah.
            Antropologi memiliki empat bidang yaitu budaya, arkeologi, biologi dan linguistik. Begitu pula ada yang disebut adaptasi, variasi, dan perubahan. Adaptasi mengacu pada proses yang dapat mengatasi kekuatan lingkungan dan tekanan, seperti yang ditimbulkan oleh iklim dan topografi atau medan, juga disebut bentang alam. Kita ketahui bahwa arti antropologi secara umum merupakan suatu disiplin ilmu dalam kajian antropologi, atau juga dikenal sebagai antropologi umum yang memiliki empat bidang utama dalam disiplin ilmu. Antropologi juga terbagi beberapa sub kajian dalam displin ilmu diantaranya ada antropologi budaya, antropologi arkeolog, biologi atau fisik, antropologi; dan antropologi linguistik. Dari keempat hal tersebut sangatlah penting dalam kajian antropologi. Kita pun akan mengenal pendekatan baru untuk agama, dimana seperti sejarah dan masyarakat, sekarang materi pelajaran yang bisa diselidiki secara obyektif dan tidak hanya diserahkan kepada gereja, kritikus rasionalis, dan filsafat spekulatif. Meskipun penganut pendekatan ini cenderung menerima beberapa keprihatinan ideologis baik bible, rasionalis, atau sudut pandang universal, tujuan gerakan itu untuk mewakili sebuah fokus yang berbeda keseluruhannya dan tujuannya.
            Untuk pertama kalinya agama menjadi suatu bidang penelitian langsung, dan merupakan sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami, dan tidak hanya menjadi ajang pembuktian diri dalam sebuah teori sikap. Untuk mengejar ilmu agama berarti mengambil posisi yang baik dapat memberikan pelanggaran untuk kedua kubu teologis dan rasionalistik. Muller memiliki kritik dari keduanya. Di satu sisi adalah mereka yang berpikir agama "terlalu suci subjek untuk pengobatan ilmiah", di sisi lain adalah mereka yang menaruhnya "pada tingkat dengan kimia dan astrologi, hanya suatu kesalahan atau halusinasi, jauh dari pemberitahuan orang sains.


Note: Lihat Buku The Seven Theories of Religion

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makna Tahlilan

  PROSESI DAN MAKNA TAHLILAN DI DESA KLORON PLERET BANTUL SETIONO    A.    Latar Belakang Tahlilan sangat erat sekali kaitannya de...