PENYEBARAN IDEOLOGI
ULTRA-KONSERVATIF DI MEDIA SOSIAL
SETIONO
Perkembangan zaman dan arus
globalisasi yang nampak begitu pesat tidak dapat dibendung lagi, bahkan sekat-sekat
interakasi terasa sempit dan tanpa batas. Dengan pengaruh globalisasi dan perkembangan
teknologi (HP, TV, Internet dan sebagainya) telah mempengaruhi pola hidup
masyarakat, hingga masyarakat tradisional mengalami perubahan ke arah
masyarakat yang lebih modern. Tentu kemajuan teknologi menyebabkan
perubahan-perubahan yang begitu signifikan pada kehidupan masyarakat dengan
segala peradaban dan kebudayaan yang baru.
Perubahan tersebut juga
memberikan dampak dan mempengaruhi pola-pola interaksi serta perubahan
transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Komunikasi yang terjadi saat
ini semakin mudah dengan kemajuan teknologi melalui media sosial seperti
WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Google dan sebagainya. Sebagai
salah satu media komunikasi, media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk
memberikan informasi dan ide-ide, tetapi juga ekspresi diri, pencitraan diri,
bahkan untuk update status terbaik yang memiliki inforamasi dan inspiratif.
Namun, di saat perkembangan
media sosial yang cukup pesat, justru akar permasalahan dari
persoalan-persoalan yang akhir-akhir ini terjadi. Seperti mengenai disintegrasi
bangsa, karena melalui media sosial banyak kalangan yang kurang bijak dalam
memanfaatkan dan menyalahgunakannya untuk menebar kebohongan (berita hoax),
ujaran kebencian, hujatan dan hasutan hingga paham radikal. Hal-hal tersebut
yang dapat menjadikan masyarakat memiliki pikiran yang cenderung apatis terhadap
kehidupan sosial, bahkan tidak peduli dengan adanya tindakan kejahatan.
Hal ini menggambarkan bahwa
pengguna internet dan media sosial memiliki keterhubungan yang cukup signifikan
dalam pesan-pesan yang dikonsumsi sehingga mereka percaya terhadap pesan-pesan
tersebut. Dalam hal ini, teori stimulus-respon bisa melihat keterhubungan
tersebut. Karena teori ini berbicara pada di mana efek merupakan reaksi
terhadap stimulus tertentu. Seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat
antara pesan-pesan media dan reaksi audience (McQuail, 1994). Dennis McQuail
menjelaskan elemen utama dari teori ini adalah pesan (stimulus), seorang
penerima atau receiver (organisme) dan efek (respon).
Kita ketahui bahwa media
sosial juga memiliki pengaruh yang besar untuk tatanan kehidupan masyarakat,
apalagi dengan adanya internet yang mudah diakses oleh siapapun. Bahkan
gerakan-gerakan radikalisme dan extrimisme justru banyak menggunakan media
sosial untuk dakwah dan menyebarakan ideologi. Meski tidak hanya gerakan
radikalisme yang memanfaatkan media sosial, namun banyak media sosial digunakan
organisasi Islam seperti NU dan Muhammadiyah. Namun, pada realitanya
gerakan-gerakan radikalisme banyak memiliki pengaruh di media sosial, tidak
hanya melalui situs-situsnya yang menebar hasutan, ujaran kebencian dan
syiar-syiar yang cenderung mengarah pada gerakan kekerasan.
Ajakan-ajakan jihad untuk
membantu orang-orang yang tertindas dan kebencian terhadap pemerintahan di
negara mereka tinggal secara jelas nampak dalam ulasan mereka. Pembahasan
terkait aqidah dan muamalah juga sangat tekstual dalam menafsirkan al-Quran dan
hadits, sering kali mereka menulis kata-kata kafir dan menjastifikasi kufar
pada orang atau sekelompok orang yang tidak sejalan dengan pemikirannya atau
ajarannya. Hal demikian, dapat mengubah pola pikir pembaca ataupun pendengar
menuju kebencian. Kalimat-kalimat tersebut dapat mempengaruhi pembaca untuk
pembenaran dalam melakukan aksi ataupun tindakan extrimisme maupun terorisme.
Sehingga dapat dikatakan bahwa media sosial sangat memiliki pengaruh yang besar
dalam mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, bahkan mudah menghasut
masyarakat untuk bertindak anarkis atas nama agama.
Catatan
Kritis :
Meskipun arus media sosial
tidak dapat dibendung dan tidak semuanya bisa terawasi. Tentu kita sebagai
pengguna harus pandai-pandai atau harus bijak dalam menggunakan media sosial
dan menyaring informasi secara baik. Sebab, media sosial akhir-akhir ini pada
pertumbuhannya justru banyak informasi-informasi yang tidak benar (hoax),
banyaknya ujaran kebencian, hasutan-hasutan untuk bertindak rasis, anarkis,
extrimisme dan sebagainya. Hal demikian dapat merusak eksistensi diri kita
bahkan bangsa dan negara kita. Karena media sosial juga dimanfaatkan oleh
mereka yang memiliki faham radikal untuk menyuarakan ajaran-ajarannya. Bahkan
banyak sekali para pengguna atau pencari informasi di media sosial tanpa
dibarengi dengan ilmu agama yang cukup, sehingga hal itu bisa berpengaruh pada
pembaca untuk bertindak extrimisme maupun terorisme.